Perjalanan hidup manusia |
Syair Abu Nawas mengingatkanku waktu jaman SMP dulu. Kok bisa? Hehehe, iya soalnya dulu waktu SMP aku asrama, sebelum jamaah maghrib sering nyanyiin syair tersebut dipimpin oleh Ibu Kos. Aku suka banget syair tersebut walau belum tahu apa arti dari syairnya. Ketika aku baca noovel Negeri 5 Menara, aku kaget banget, “lho itu kan syair yg dulu sering aku nyanyiin” ada artinyalagi dan artinya sangat mengena banget, hehehe. Coba reader* ‘n blogger* sekalian baca :)
Ilahi lastu lilfirdausi ahla,walaa aqwa 'ala naaril jahiimi
Fahabli taubatan waghfir
dzunubi,fainaka ghafirudz dzanbil azhimi. .
Dzunubi mitslu a'daadir rimali,
Fahabli taubatan ya dzal
jalaaliwa'umri naqishu fi kulli yaumi
Wa dzanbi zaaidun kaifah timali
Ilahi 'abdukal 'aashi ataak
Muqirran bi dzunubi wa qad da'aaka
Fain taghfir fa anta lidzaka ahlun
Wain tadrud faman narju siwaaka
Wahai tuhanku. . .aku sebetulnya tak
layak masuk surgaMu,tapi. . .aku juga tak sanggup manahan amuk nerakaMu,
Karena itu mohon terima taubatku
ampunkan dosaku,
Sesungguhnya Engkaulah maha
pengampun dosa-dosa besar
Dosa-dosaku bagaikan bilangan butir
pasirmaka berilah ampunkan oh Tuhanku yang maha agungsetiap umurku terus
berkurang
Sedangkan dosaku terus menggunung
Bagaimana aku menanggungkannya
Wahai Tuhan, hambamu yang pendosa
ini
Datang bersimpuh kehadapanMu
Mengakui segala dosaku
Mengadu dan memohon kepadaMu
Kalau engkau ampuni itu karena
engkausajalah yang bisa mengampun
Tapi kalau kau tolak, kepada siapa
lagi kami mohon ampun selain kepadamu?
2 komentar:
SMP negeri sebenernya, berhubung rumahku di pinggiran kota gresik jadi ya ng-kos, kosnya itu semi asrama yg tiap shalat ashar, mghrib, isya, shubuh itu pkeg shalat berjamaah n sbelum berjamaah pkeg nyanyi2 shalawat gtu :)
Posting Komentar